hiking gunung guntur
Pendakian Gunung Guntur (2249 mdpl)

Sekilas info : "Untuk info pendakian terbaru gunung guntur baca disini!"
Beliau menemukan jalur paling mudah dan cepat menuju puncak gunung
Guntur, yaitu lewat jalur curug Citiis. Junghuhn benar-benar mencintai
lanskap pegunungan di Indonesia, dia mencoba mendaki Gunung Guntur
karena gunung ini merupakan gunung api paling aktif di tanah jawa pada
periode tahun 1800-an. Beliau meninggal di rumahnya yang berada di
sekitar Lembang Bandung, dengan mewariskan banyak karya hasil penelitian
dan pendakiannya di gunung-gunung api pulau Jawa.
Sesuai dengan informasi di atas, penulis pun melakukan pendakian Gunung Guntur
ini melalui jalur Citiis. Perjalanan dimulai dari gerbang desa Tanjung
Kidul setelah menaiki mobil umum jurusan Leles Garut dari terminal
Guntur. Perjalanan selanjutnya menuju curug citiis dapat dilalui dengan
menumpang truk penambang pasir. Dengan biaya perorang hanya Rp.10.000,-
saja, rasanya cukup sepadan jika dibandingkan harus berjalan jauh
melewati kawasan penambangan pasir yang panas dan berkelak-kelok dengan
jarak yang jauhnya minta ampun.
Bagi penulis, perjalanan dengan menggunakan truk pasir ini benar-benar sangat menyenangkan. Medan yang terjal dan menanjak dengan pemandangan kawasan tambang pasir yang luas dapat kita nikmati dari atas bak mobil, sambil berusaha menahan guncangan akibat jalanan batu yang di lewati sopir truk dengan sangat cekatan. Sebelum menuju Curug Citiis, alangkah baiknya melakukan pendaftaran dulu di basecamp gunung guntur, demi keamanan pendakian yang kita lakukan. Di sini kita hanya melakukan mendaftaran nama dan nomor hp yang dihubungi saja, tanpa harus mengeluarkan biaya pendaftaran sepeser pun.
Bagi penulis, perjalanan dengan menggunakan truk pasir ini benar-benar sangat menyenangkan. Medan yang terjal dan menanjak dengan pemandangan kawasan tambang pasir yang luas dapat kita nikmati dari atas bak mobil, sambil berusaha menahan guncangan akibat jalanan batu yang di lewati sopir truk dengan sangat cekatan. Sebelum menuju Curug Citiis, alangkah baiknya melakukan pendaftaran dulu di basecamp gunung guntur, demi keamanan pendakian yang kita lakukan. Di sini kita hanya melakukan mendaftaran nama dan nomor hp yang dihubungi saja, tanpa harus mengeluarkan biaya pendaftaran sepeser pun.
Setelah turun dari truk pasir di
kawasan penambangan paling akhir, perjalanan dilanjutkan dengan melewati
jalur dengan ilalang di tepian menuju kawasan curug Citiis. Jalur yang
menurun tajam menuju kawasan curug, berlanjut dengan jalur menanjak
terjal dan berbatu yang cukup panjang dan sulit dilewati. Keringat deras
mulai keluar dari tubuh penulis saat melewati tanjakan terjal ini.
Setelah itu, kita akan tiba di pos 3 atau pos basecamp volunteer Gunung Guntur.
Disini kita harus melakukan pendaftaran lagi sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju puncak gunung Guntur. Di sini pula kita dapat mengambil kebutuhan air untuk perjalanan puncak gunung guntur dan turun esok harinya. Perhatikan baik-baik kebutuhan air kelompok dan waktu yang akan dilalui untuk pendakian puncak hingga turun gunung, pastikan anda membawa cukup air, karena ini merupakan sumber air terakhir sebelum pendakian menuju puncak guntur.
Disini kita harus melakukan pendaftaran lagi sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju puncak gunung Guntur. Di sini pula kita dapat mengambil kebutuhan air untuk perjalanan puncak gunung guntur dan turun esok harinya. Perhatikan baik-baik kebutuhan air kelompok dan waktu yang akan dilalui untuk pendakian puncak hingga turun gunung, pastikan anda membawa cukup air, karena ini merupakan sumber air terakhir sebelum pendakian menuju puncak guntur.
Tiba saatnya perjalanan summit
attack, perjalanan panjang menanjak melewati padang rumput kering di
kanan-kiri jalanan menuju puncak tertinggi gunung guntur. Medan yang
dilalui cukup sulit dengan permukaan tanah berpasir yang sangat berdebu.
Pastikan anda membawa masker, slayer atau apapun sebagai pelindung dari
debu yang berterbangan di jalur ini. Dilihat
dari bawah, jalur menuju puncak ini terlihat tak terlalu jauh dan
menantang, namun ternyata asumsi tersebut salah total, tanjakan menuju
puncak gunung guntur ini benar-benar ekstrem.
Kemiringan yang semakin atas semakin curam, batuan yang sering jatuh bergulir ke bawah, serta tak adanya shelter untuk beristirahat benar-benar menjadi kombinasi sempurna yang membuat tanjakan ini saya namakan tanjakan tanpa ampun. Dibutuhkan kehati-hatian ekstra untuk dapat selamat hingga sampai di puncak gunung Guntur. Tak jarang terjadi kecelakaan menimpa para pendaki yang tak ekstra hati-hati melalui jalur ekstrem ini.
Kemiringan yang semakin atas semakin curam, batuan yang sering jatuh bergulir ke bawah, serta tak adanya shelter untuk beristirahat benar-benar menjadi kombinasi sempurna yang membuat tanjakan ini saya namakan tanjakan tanpa ampun. Dibutuhkan kehati-hatian ekstra untuk dapat selamat hingga sampai di puncak gunung Guntur. Tak jarang terjadi kecelakaan menimpa para pendaki yang tak ekstra hati-hati melalui jalur ekstrem ini.
Setelah melalui perjuangan panjang
nan melelahkan dalam menaklukkan tanjakan tanpa ampun, akhirnya tiba
juga kami di atas puncak Gunung Guntur. Kabut pekat menyambut kedatangan
kami, menyajikan udara dingin yang mulai menusuk tulang. Kami pun
bergegas mencari tempat untuk mendirikan tenda tempat kami akan
bermalam. Suasana di atas puncak gunung guntur saat itu sangat ramai
oleh tenda yang telah didirikan para pendaki, menurut kabar, jumlah
pendaki yang menuju puncak guntur saat itu mencapai seribuan orang.
Malam cepat datang setelah kami
mendirikan tenda dan memasak makanan dan minuman hangat. Keramaian di
puncak menyajikan pemandangan indah cahaya senter para pendaki yang
mengitari lembah puncak Gunung Guntur.
Keramaian memuncak saat kabut mulai pudar dan langit penuh bintang mulai terbuka di atas kepala kami, dimulai oleh beberapa kelompok pendaki yang menyanyikan lagu dengan keras, pendaki lain pun ikut bernyanyi sambil menyalakan senter-senter mereka menghasilkan pemandangan dan suasana yang luar biasa indah dan mengharukan. Nyanyian seluruh pendaki membahana membelah keheningan malam di puncak gunung guntur yang sepi, sungguh suasana malam yang tak akan pernah kami lupakan di tanah tinggi ini.
Keramaian memuncak saat kabut mulai pudar dan langit penuh bintang mulai terbuka di atas kepala kami, dimulai oleh beberapa kelompok pendaki yang menyanyikan lagu dengan keras, pendaki lain pun ikut bernyanyi sambil menyalakan senter-senter mereka menghasilkan pemandangan dan suasana yang luar biasa indah dan mengharukan. Nyanyian seluruh pendaki membahana membelah keheningan malam di puncak gunung guntur yang sepi, sungguh suasana malam yang tak akan pernah kami lupakan di tanah tinggi ini.
Esoknya kami menunggu sunrise puncak gunung guntur yang terkenal indah muncul di pagi hari, sayangnya kabut tebal menjadi tembok penghalang yang membuat kami sedikit kecewa tak dapat menikmati momen indah sunrise di Gunung Guntur. Meski sempat terbuka memperlihatkan bulat matahari pagi, namun kabut ini kembali menutupi pandangan sekitar puncak gunung Guntur.
Kemudian kami memasak makan pagi dengan ceria. Menu-menu seperti telur dadar, sayur sop, serta nugget goreng menjadi teman nasi sarapan pagi kami. Menu yang lumayan bergizi ini menopang perjalanan kami menuju puncak guntur sedikit lagi di atas sana. Perjalanan menuju puncak dari tempat kami bermalam tidak terlalu jauh. Tanjakannya memang sangat curam, namun jarak yang tak terlalu jauh memudahkan kami dalam melangkah menuju puncak pertama gunung Guntur.
Dari atas puncak pertama gunung
guntur, kami dapat melihat puncak-puncak lainnya di kejauhan. Namun kali
ini, kami memutuskan untuk menjejak puncak pertama saja, dikarenakan
keterbatasan waktu yang kami miliki. Pemandangan di atas puncak hampir
sama dengan di lembah tempat kami bermalam.
Dan lagi-lagi sayangnya kabut terus menutupi pandangan kami. Tapi tak apa-apa, meski tak mendapat banyak momen dengan view bagus, pendakian kali ini tetap sangat berkesan dan menyenangkan. Seluruh proses perjalanan menuju puncak gunung guntur kami nikmati dengan canda tawa. Banyak momen berkesan yang telah kami lalui bersama, terutama saat menaklukan tanjakan tanpa ampun kemarin sore.
Dan lagi-lagi sayangnya kabut terus menutupi pandangan kami. Tapi tak apa-apa, meski tak mendapat banyak momen dengan view bagus, pendakian kali ini tetap sangat berkesan dan menyenangkan. Seluruh proses perjalanan menuju puncak gunung guntur kami nikmati dengan canda tawa. Banyak momen berkesan yang telah kami lalui bersama, terutama saat menaklukan tanjakan tanpa ampun kemarin sore.
Akhirnya, setelah puas berfoto, kami pun memutuskan untuk segera turun gunung. Jalur yang kami lalui sama dengan kemarin, yakni melewati tanjakan tanpa ampun yang kali ini menjadi turunan super curam yang bisa saja mencelakai pendaki jika tak ekstra hati-hati. Kecelakaan saat turun gunung kami lihat dengan jelas terjadi di depan kami, karena tak hati-hati, beberapa pendaki mengalami cedera setelah jatuh menimpa tanah bebatuan kecil.
Alhamdulillah perjalanan turun kami lalui dengan lancar tanpa ada yang terluka. Satu kejadian buruk yang kami temukan saat perjalanan turun adalah saat timbul kebakaran kecil yang dibuat oleh oknum tak bertanggungjawab. Untung saja para pendaki guntur dengan sigap bergotong-royong bersama berusaha memadamkan api yang menyala hingga benar-benar padam.
Kenakalan seperti ini sungguh sangat menjengkelkan, karena bukan hanya merusak hutan, kejadian seperti ini juga dapat merenggut banyak nyawa. Bagi kawan-kawan pendaki, jika melakukan kegiatan pembakaran api unggun, pastikan dulu apinya benar-benar padam sebelum kita tinggalkan, demi mencegah terjadinya kebakaran yang berbahaya bagi semua pihak. sekian cerita pendakian gunung guntur yang penulis berikan, semoga bermanfaat untuk kawan-kawan semua, Salam Lestari!
Vandalisme, kreativitas tidak pada tempatnya
sumber: http://www.bluetripper.com

Komentar
Posting Komentar